Jumat, 07 September 2012

Kerajaan Majapahit

Ini tugas sejarah yang udah dikasih sama  guru Sejarah di SMAN 8 Tangerang, tentang kerajaan majapahit


PEREKONOMIAN KERAJAAN MAJAPAHIT
Keberadaan kerajaan Majapahit ditopang oleh sektor pertanian dan perdagangan. Dengan demikian berarti kerajaan Majapahit adalah kerajaan agraris dan maritim. Di sektor pertanian padi dan hasil pertanian lainnya merupakan tulang punggung perekonomian kerajaan. Pedagang asing yang datang ke Majapahit berasal dari Campa, Khmer, Tahiland, Burma, Srilangka, dan India. Mereka tinggal di beberapa tempat di Jawa dan beberapa di antara mereka ditari pajak oleh pemerintah kerajaan. Komoditi negara asing yang dibawa ke Majapahit adalah sutera dan keramik China, kain dari India, dan dupa dari Arab. Barang-barang tersebut ditukar dengan rempah-rempah dan hasil pertanian lainnya. Sekitar tahun 1949 M terdapat dua jalur pelayaran dari dan ke China(Grace Wong, 1984), yaitu jalur pelayaran barat dan jalur pelayaran timur. Jalur pelayaran yang sering digunakan pedagang jawa adalah jalur pelayaran barat, meliputi Vietnam-Thailand-Malaysia-Sumatera-Jawa-Bali-Timor. Barang-barang yang diperdagangkan adalah
1.    Barang kebutuhan hidup sehari-hari
Berupa bahan makanan, hasil bumi, binatang (ternak, unggas, dan ikan), dan bahan pakaian.
2.    Barang produksi kelompok pengrajin
Terdapat kelompok pengrajin (pengusaha) di kerajaan Majapahityang disebutkan dalam prasasti paramiça, barng yang dibuat antara lain tembaga (dyun), keranjang dari daun kelapa(magawai kisi), payung (magawai payuŋ wlu), upih (mopih), barang anyam-anyaman (manganamanam), kapur (maŋhapu). Terdapat juga pengrajin lak/perekat, tali, warna merah, arang, jerat burung,dan alat penangkap burung.
3.    Barang komoditi internasional
Komoditi yang diperdagangkan adalah merica, garam, rempah-rempah, mutiara, kulit penyu, gula tebu, pisang, kayu cendana, emas, perak, kelapa, kapuk, tekstil katun, sutera, belerang, dan budak belian.
Mata uang yang digunakan pada zaman Majapahit awal adalam mata uang kepeng dari China. Untuk mendapatkannya Majapahit mengimport mata uang dari China, uang tersebut berasal dari dinasti T’ang (618-907), Song (960-1279), Ming (1368-1644), dan Qing (1644-1911). hal ini terjadi karena China banyak mengomport merica dari Majapahit, sehingga banyak mata uang kepeng yang mengalir ke Majapahit. Pusat perdagangan di kerajaan Majapahit adalah pasar yang biasa disebut pkanatau pkěn. Selain perdagangan salah satu sumber kerajaan adalah pajak. Berdasarkan sumber-sumber yang tertulis, ditemukan lima pokok bahasan yang berhubungan dengan perpajakan, yaitu pajak dan pembatasan usaha, objek pajak dan kriteria pemungutannya, mekanisme pemungutan pajak, alokasi hasil pemungutan pajak, dan kasus-kasus yang berhubungan dengan pemungutan pajak. Pihak kerajaan mengadakan pembatasan usaha terhadap segala jenis benda yang bebas dari pemungutan pajak kerajaan agar hak pembebasan pemungutan pajak kerajaan tidak menjadi tanpa batas. Pajak terdiri dari pajak tanah, pajak usaha, pajak profesi, pajak orang asing, pajak ekspoloitasi Sumber Daya Alam. Pemungutan pajak dilakukan oleh petugas pemungut pajak.
Ekonomi Majapahit sebagaimana ekonomi kebanyakan kerajaan di Jawa bertumpu pada kegiatan pertanian, ini terlihat dari pusat kerajaan Majapahit yang juga terletak di pedalaman. Namun jika dilihat lebih jauh Majapahit ekonomi Majapahit juga ditopang oleh perdagangan. Kombinasi kedua unsur ekonomi ini memberi kekuatan bagi Majapahit, yang juga menjadi sifat Jawa sebelumnya, yaitu kekuatan demografis.
Pertanian di Jawa sangat menjadikan masyarakat Jawa terikat pada institusi desa yang terikat dalam jaringan yang disebut wanua. Institusi inilah yang kemudian menggerakkan jalannya perdagangan dengan pihak luar. Dalam hal ini perdagangan lebih didominasi oleh perdagangan hasil pertanian pokok. Jaringan pasar lokal antar wanua ini sering disebut sebagai pkên.
Pertanian Jawa sejak sebelum Majapahit sangat kuat. Ini terlihat dari dibuatnya Borobudur beberapa abad sebelumnya yang mengindikasikan pertanian Jawa dapat mencukupi pekerjaan missal tersebut. Selain itu pada masa Majapahit di Jawa juga terdapat beberapa candi yang dibangun. Kekuatan demografi ini juga mendukung kebijakan ekspansi yang dilakukan oleh Majapahit.
Kekuatan demogrsfi ini terlihat sangat besar jika kita membandingkan Jawa pada masa Majapahit dengan luar Jawa. Semananjung Malaya pada abad 14 memiliki penduduk sebanyak 200 ribu saja, seukuran kota kecil masa kini, sedangkan Jawa pada saat yang sama memiliki penduduk sebanyak 3 juta orang.
Majapahit juga melakukan perdagangan dengan bangsa luar. Ini terlihat kebijakan penguasaan langsung pelabuhan di hilir sungai Brantas. Meski ibukota Majapahit terletak jauh di pedalaman, ibukota terhubung langsung dengan pelabuhan tersebut melalui sungai tersebut. Produk-produk utama Jawa adalah bahan pangan (beras), tekstil kasar (atau kapas), dan tenaga kerja (budak).
Selain itu motif ekonomi juga terlihat dalam politik ekspansi yang dilakukannnya. Ekspansi-ekspansi yang dilakukannya dilakukan dalam rangka membentuk jaringan kerajaan vassal untuk memperoleh upeti yang akan menjadi produk perdagangan. Selain itu tujuan lain yang lebih utama dalam ekspansi Majapahit adalah untuk memperoleh kontrol atas pelabuhan-pelabuhan dagang utama di Asia Tenggara (dengan kata lain monopoli). Tindak politis yang dilakukan bisa berupa penghancuran pelabuhan atau penaklukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews

Blogger templates

Popular Posts

Pages